Banner 1
Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja - Seroquel

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja – Jaga diri, jaga kesehatan itu yang paling penting. Namun, menjaga kesehatan tidak hanya dengan makan makanan bergizi, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Lebih dari itu, perhatian harus diberikan pada kebutuhan mental dan kesehatan mental harus dijaga.

Masalah dalam fungsi mental juga dapat memengaruhi kesehatan fisik. Misalnya, depresi merupakan faktor risiko kanker dan masalah kardiovaskular. Namun, meski erat kaitannya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental belum mendapat perhatian yang cukup.

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja

Wakil Rektor III Universitas Octaviani Indrasari Ranakusuma menjelaskan dalam webinar universitas tadi pagi bahwa sampai saat ini orang yang mengalami gejala gangguan jiwa dianggap sebagai orang normal. Seperti halnya mereka yang menderita kecemasan (anxiety), stres dianggap sebagai bagian normal dari kehidupan. Sehingga jika buruk, kesehatan mental juga mempengaruhi kesehatan fisik, yaitu hidup dengan benar, makan dengan baik, yang berujung pada lebih banyak kematian seperti menyakiti diri sendiri dan bunuh diri. “Itulah mengapa kesehatan mental membutuhkan perhatian yang sama seperti kesehatan fisik lainnya,” kata Octaviani

Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial Dengan Kesehatan Mental Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid 19

Psikolog Octaviani juga berbicara tentang Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dalam program tersebut. Menurut alumni Universitas Indonesia tersebut, CBT merupakan salah satu jenis intervensi yang meyakini bahwa gangguan jiwa dan tekanan emosional disebabkan oleh faktor kognitif.

Mengutip Beck dan Ellis, kognisi maladaptif dapat menyebabkan tekanan psikologis dan masalah perilaku. Pengetahuan maladaptif seseorang berupa keyakinan atau skema umum tentang dunia, tentang dirinya sendiri, tentang masa depan muncul dalam situasi tertentu dalam pemikiran yang unik dan otomatis. Sama seperti orang yang mendapat nilai buruk dalam ujian menganggap dirinya bodoh, masa depannya suram karena tidak mendapat pekerjaan, tidak punya pasangan, dll.

CBT percaya bahwa mengubah kognisi maladaptif ini dapat memperbaiki masalah emosional dan perilaku bermasalah seseorang. “Kebingungan seseorang hilang dan kegembiraan orang lain muncul,” kata Octaviani, mantan dekan psikologi universitas tersebut.

Masa remaja adalah masa transisi seorang anak. Mereka rentan terhadap masalah psikologis seperti ketidakpastian, ketakutan atau kebingungan dan perasaan bahagia. Setiap orang pasti merasakan keduanya

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak

Menurut Dekan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Ummi Aziza Rachmavati yang menjadi pembicara pada Webinar Universitas menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem aplikasi untuk pengobatan gangguan kesehatan jiwa berdasarkan prinsip teknologi siber. (penyembuhan dunia maya). Gamification, yaitu membuat sistem aplikasi menjadi menyenangkan.

Gamifikasi adalah suatu teknik untuk membuat suatu sistem menjadi lebih menarik dan menyenangkan untuk digunakan. Gamifikasi memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi aktif dan menjangkau lebih banyak pengguna untuk menggunakan aplikasi yang dibangun. “Perawatan yang digunakan mengikuti computer-aided cognitive behavioral therapy (cCBT),” jelas Ummi.

Lebih lanjut, Ummi, alumnus program doktoral Universitas Indonesia, menambahkan cCBT merupakan cara yang bermanfaat untuk menjangkau lebih banyak anggota masyarakat yang menggunakan psikoterapi berbasis internet dan komputer. Internet semakin mudah diakses oleh masyarakat Indonesia dan jangkauannya di Indonesia semakin luas.

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja

CCBT diharapkan lebih terjangkau, lebih mudah digunakan bagi masyarakat Indonesia yang terkoneksi dengan internet. cCBT sudah dekat dan dapat diakses kapan saja. Paling berguna untuk orang yang mengalami gangguan mental dan membutuhkan staf profesional, tetapi tidak mau atau tidak dapat bertemu langsung dengan terapis karena masalah sosial, biaya, atau jarak.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Siswa Pada Salah Satu Sman Di Kota Bandung

Sementara itu, Dosen Teknik Informatika Universitas, Nova Eka Diana menambahkan penelitian ini dilakukan bekerjasama dengan mitra pengguna dan lembaga mitra yaitu Klinik Psikologi Universitas dan SMKN 31 Jakarta Pusat. Sebagai mitra untuk melakukan uji coba, Teknologi Informasi difasilitasi oleh Fakultas Teknologi Informasi Universitas.

Metode dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, tahap perancangan sistem, tahap pengembangan sistem, tahap pengujian sistem dan tahap implementasi sistem.

Keluaran dari penelitian ini adalah sistem gamifikasi cyberhealing untuk kesehatan mental menggunakan computer-aided cognitive behavioral therapy (cCBT).

Lebih lanjut Nova menjelaskan, pada tahun pertama pembuatan aplikasi Galaw diimplementasikan di Play Store, alamat akses untuk download adalah https://play.google.com/store/apps/details?id=com .farhan .a1402015038. Terdaftar sebagai Galav dan Kekayaan Intelektual (HKI).

Psisula: Prosiding Berkala Psikologi

Di tahun kedua, dibangun ruang kuliah berbasis web yang dapat diakses di alamat https://ruang-sandar.fti.info dan juga terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual (HKI).

Pada tahun ketiga ini akan dibangun aplikasi Galau V2 (versi 2) sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya yang diterapkan pada versi mobile.

Jadi Galav dan Ruang Miring adalah hasil penelitian dari jurusan teknik informatika dan psikologi universitas. Galao dan Ruang Lean merupakan aplikasi untuk penyembuhan gangguan kesehatan jiwa berdasarkan prinsip gamifikasi melalui teknologi siber (cyberhealing),” pungkas Nova.

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja

Kali ini dengan tema webinar UY Let’s Talk, Happy vs. Masa Remaja Bermasalah. Lebih dari 300 siswa remaja hadir. – Menutup sekolah dan membatalkan berbagai kegiatan penting, banyak anak muda melewatkan beberapa momen terbesar dalam hidup mereka – serta momen sehari-hari seperti mengobrol dengan teman dan berpartisipasi di sekolah.

Psychological Well Being Pada Anak Pertama Gadih Minangkabau: Sebuah Studi Psikologi Indigenous

Remaja menghadapi situasi baru ini tidak hanya dengan frustrasi, tetapi juga dengan kecemasan yang ekstrim dan perasaan terasing, karena perubahan dalam hidup mereka yang disebabkan oleh penyebaran yang cepat.

Menurut analisis data yang disajikan oleh UNICEF, 99 persen anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun di seluruh dunia (2,34 miliar) tinggal di salah satu dari 186 negara dengan beberapa bentuk pembatasan pergerakan karena COVID-19. 60 persen anak tinggal di salah satu dari 82 negara dengan penguncian penuh (7 persen) atau sebagian (53 persen) – 1,4 miliar anak muda.

Menurut data survei Global Health Data Exchange 2017, 27,3 juta orang di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Itu berarti satu dari sepuluh orang di negara ini mengalami gangguan jiwa.

Untuk data kesehatan jiwa remaja di Indonesia tahun 2018, prevalensi gangguan psiko-emosional dengan gejala depresi dan kecemasan pada usia di atas 15 tahun adalah 9,8%, meningkat 6% dibandingkan tahun 2013, sedangkan prevalensi gangguan psiko-emosional adalah 6% di antara remaja di atas 15 tahun dengan gejala depresi dan gangguan kecemasan. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 1,2 per seribu penduduk pada tahun 2013.

Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi

Jika kesehatan mental memburuk selama masa remaja, Anda mungkin melihat tanda-tanda lesu, kehilangan nafsu makan, pola tidur yang terganggu/sulit tidur, dan kecemasan yang meningkat.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesehatan mental remaja adalah mendidik remaja untuk menyadari bahwa kecemasannya adalah hal yang wajar. Kecemasan remaja adalah fungsi normal dan sehat yang mengingatkan kita akan ancaman dan membantu kita mengambil tindakan untuk melindungi diri kita sendiri.

Mencari informasi yang benar dari sumber terpercaya, mengurangi bermain di media sosial dan membatasi melihat/melihat berita tentang virus Corona juga dapat mengurangi rasa cemas pada remaja. Sebisa mungkin orang tua bisa menjadi teman berbagi dengan remaja. Beri remaja ruang untuk terbuka kepada orang tua mereka tentang perasaan khawatir.

Artikel Jurnal Kesehatan Mental Remaja

Tidak terlalu sering membicarakan virus corona atau mencari selingan dengan kegiatan yang menyenangkan dan hal-hal yang produktif dapat mengurangi kecemasan dan membuat remaja merasa tidak terlalu terbebani.

Peningkatan Kesehatan Mental Anak Dan Remaja Melalui Ibadah Keislaman

Izinkan remaja menjangkau teman untuk menjalin komunikasi, berbagi cerita, dan biarkan mereka tahu apa yang mereka rasakan. Dengan begitu, kebosanan remaja bisa dilepaskan selama pandemi. Saat ini, kesehatan mental merupakan masalah yang belum dapat sepenuhnya ditangani di tingkat global dan nasional. Selain itu, pandemi Covid-19 telah menimbulkan sejumlah dampak negatif seperti meningkatnya masalah psikologis dan gangguan jiwa. Riset Kesehatan Dasar (RISKSDOS) 2018 menunjukkan bahwa lebih dari 19 juta orang di bawah usia 15 tahun mengalami gangguan psikoemosional dan lebih dari 12 juta orang di atas usia 15 tahun mengalami depresi (Rokom, 2021). Data tersebut menunjukkan bahwa negara Indonesia belum mampu menangani masalah kesehatan jiwa dengan baik, dan adanya pandemi justru menambah jumlah korban gangguan jiwa yang jika dibiarkan dapat berdampak negatif. Pandemi Covid-19 telah memperburuk sistem ekonomi masyarakat, menutup banyak bisnis dan merumahkan karyawan, yang berdampak langsung pada perekonomian, tetapi juga dalam menghadapi semua situasi secara psikologis selama pandemi ini.

Kesehatan mental harus dipahami sebagai keadaan di mana setiap orang menyadari potensinya untuk mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif dan berkontribusi terhadap lingkungan. Kesehatan mental harus dijaga baik secara fisik maupun mental. Saat ini, orang dewasa dan remaja juga khawatir kelompok tersebut lebih mungkin menderita gangguan jiwa atau depresi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, antara lain faktor genetik, perubahan hormonal, pengalaman traumatis, cinta, persahabatan, keluarga dan stressor hidup. Gejala yang muncul termasuk lekas marah, perasaan tidak berdaya, rendah diri, kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. Setiap orang harus menyadari kesehatan mental untuk mencegah berbagai konsekuensi negatif terjadi.

Selain peran orang tua dalam mendukung dan membimbing penyandang masalah kesehatan, peran masyarakat sekitar dan institusi kesehatan juga sangat diperlukan. Sosialisasi kesehatan jiwa sebaiknya dilakukan di desa, sekolah, dan tempat pelayanan publik. Bantuan harus dimaksimalkan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk mengurangi jumlah masyarakat yang menderita gangguan kesehatan. Dengan peran yang berbeda tersebut, harapannya agar orang dewasa maupun remaja sama-sama menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental. Di Era Industri 4.0, misalnya, standar kecantikan telah bergeser ke definisi baru. Teknologi canggih telah membawa dunia kecantikan dan estetika ke dalam aliran transformatif yang dikenal dengan Beauty 4.0. Di Beauty 4.0, standar kecantikan akan meningkat seiring dengan perkembangan teknologi digital, terutama pengaruh media sosial. Di era sekarang, standar kecantikan ditentukan oleh tren media sosial dan opini atau komentar netizen. Ini menciptakan banyak ancaman dunia maya saat ini.

Dari permasalahan tersebut, Functional Group Mental Health (KLF) menyelenggarakan talkshow seri 2 dengan tema “Berbobot yang tepat untuk menjadi menarik: Perspektif yang indah dan sehat”. Acara dilaksanakan pada Sabtu, 24 April 2021 melalui Zoom meeting dan diikuti oleh 70 peserta dari berbagai universitas di Indonesia.

Urgensi Pendidikan Islam Dalam Menjaga Kesehatan Mental Remaja Di Lingkungan Sekolah Pada Era Media Sosial

Acara tersebut akan menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu Dr. Sumi Lestari, S.Psi., M.Si

You May Also Like

About the Author: wr5ku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *