Banner 1
Artikel Kesehatan Mental Remaja Dalam Bahasa Inggris - Seroquel

Artikel Kesehatan Mental Remaja Dalam Bahasa Inggris

Artikel Kesehatan Mental Remaja Dalam Bahasa Inggris – Banyaknya kasus positif COVID-19 menyebabkan masyarakat mengubah kebiasaan dan cara berkomunikasi secara offline dan online. Hal ini berimplikasi pada maraknya penggunaan media sosial oleh remaja, yang dapat mempengaruhi perilaku remaja. Dampak penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, rendah diri, gangguan tidur dan gangguan citra tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan kesehatan mental mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 200 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat yang digunakan adalah Social Network Time Utilization Scale (SONTUS) dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Pengumpulan data dilakukan secara online menggunakan Google form dan data dianalisis menggunakan uji korelasi product moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24,5% mahasiswa mengalami stres sedang, 10,5% lainnya mengalami stres berat, dan 6% mengalami stres sangat berat. Korelasi positif ditemukan antara intensitas penggunaan media sosial dan tingkat stres (p value = 0,001). , r = 0,270). Kesimpulannya adalah semakin besar intensitas penggunaan media sosial maka semakin besar pula tingkat stres yang dirasakan. Hasil ini menyoroti perlunya memberikan informasi kepada remaja tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan cara yang tepat dan sehat untuk meminimalkan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental remaja.

Banyaknya kasus positif COVID-19 menyebabkan masyarakat mengubah kebiasaan dan cara berkomunikasi secara offline dan online. Hal ini berimplikasi pada maraknya penggunaan media sosial oleh remaja, yang dapat mempengaruhi perilaku remaja. Dampak penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, rendah diri, gangguan tidur dan gangguan citra tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan kesehatan mental mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 200 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat yang digunakan adalah Social Network Time Utilization Scale (SONTUS) dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Pengumpulan data dilakukan secara online menggunakan Google form dan data dianalisis menggunakan uji korelasi product moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24,5% mahasiswa mengalami stres sedang, 10,5% lainnya mengalami stres berat, dan 6% mengalami stres sangat berat. Korelasi positif ditemukan antara intensitas penggunaan media sosial dan tingkat stres (p value = 0,001). , r = 0,270). Kesimpulannya adalah semakin besar intensitas penggunaan media sosial maka semakin besar pula tingkat stres yang dirasakan. Hasil ini menyoroti perlunya memberikan informasi kepada remaja tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan cara yang tepat dan sehat untuk meminimalkan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental remaja.

Artikel Kesehatan Mental Remaja Dalam Bahasa Inggris

Artikel Kesehatan Mental Remaja Dalam Bahasa Inggris

Pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) telah memaksa orang untuk mengubah kebiasaan dan cara mereka berkomunikasi dari offline ke online. Situasi ini juga mempengaruhi seringnya remaja menggunakan media sosial, yang dapat mempengaruhi perilaku. Efek dari penggunaan media sosial yang berlebihan menyebabkan mengalami gangguan mental seperti stres, kecemasan, depresi, rendah diri, gangguan tidur dan gangguan citra tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan kesehatan mental mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman selama pandemi COVID-19. Ini adalah studi cross-sectional yang melibatkan 200 mahasiswa sebagai sampel acak sederhana. Penelitian ini menggunakan Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Stress Depression and Anxiety Scale (DASS). Data dikumpulkan dan dianalisis secara online menggunakan uji torsi produk Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24,5% siswa mengalami stres sedang, 10,5% lainnya mengalami stres berat, dan 6% mengalami stres berat. Analisis statistik menunjukkan korelasi positif yang lemah antara intensitas penggunaan media sosial dan tingkat stres (p value = 0,001, r = 0,270). Dapat disimpulkan bahwa semakin besar intensitas penggunaan media sosial maka semakin kuat tingkat stres yang dirasakan. Hasil ini menunjukkan bahwa perlunya memberikan informasi kepada generasi muda tentang bagaimana menjalin hubungan yang sehat dan tepat dengan media sosial untuk meminimalkan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental mereka.

Kajian Motivasi Generasi Qur’ani, Menjaga Kesehatan Mental Dengan Positive Self Talk

Lonjakan kasus COVID-19 saat ini telah menyebar ke banyak negara. Banyaknya kasus positif COVID-19 yang mengganggu aktivitas masyarakat di berbagai negara memaksa masyarakat di seluruh dunia untuk tetap berada di rumah guna memutus mata rantai penularan COVID-19 (1). Hal ini menyebabkan orang mengubah kebiasaan mereka dan cara mereka berkomunikasi offline secara online. Kegiatan online telah dilakukan di berbagai negara di dunia dengan menggunakan teknologi data dan informasi yang kini berkembang pesat. Di negara berkembang seperti Inggris, jumlah pengguna internet akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 (2). Peran Internet terus menjadi penting dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik di dunia global. Media sosial merupakan layanan yang sering digunakan oleh semua kalangan, terutama anak-anak dan remaja.

Media sosial adalah salah satu alat yang dicoba oleh banyak remaja untuk memenuhi kebutuhan mereka akan interaksi sosial. Media sosial adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut bentuk media baru yang membutuhkan partisipasi interaktif. Konten media sosial yang sering dikunjungi antara lain Facebook, Instagram, Youtube, Google, Twitter dan Tiktok. Situs-situs ini terus berkembang dan berfungsi sebagai pintu gerbang yang mudah untuk interaksi dan hiburan.

Menurut World Digital Population (2021), jumlah pengguna internet di dunia pada Januari 2021 sebanyak 4,66 miliar orang, dimana 4,2 miliar di antaranya merupakan pengguna aktif media sosial. Statistik APJII (2020) menunjukkan bahwa ada 196,71 juta pengguna Internet di Indonesia, dan 90,4% pengguna media sosial merupakan situs web peringkat terbesar orang Indonesia yang menggunakan Internet (3). Remaja adalah salah satu pengguna aktif terbesar yang menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi utama mereka, dengan sebagian besar usia 18-25 tahun memiliki media sosial paling banyak dibandingkan dengan kelompok usia lainnya (4).

Maraknya penggunaan media sosial oleh remaja dapat mempengaruhi perilaku remaja tersebut (5). Media sosial adalah komponen penting dari perawatan kesehatan mental. Remaja dengan intensitas penggunaan media sosial yang tinggi menyebabkan interaksi sosial secara tidak langsung yaitu sosialisasi dan kepekaan sosialnya cenderung rendah. Hal ini dapat berdampak tidak langsung pada kesehatan mental, seperti munculnya sikap anti sosial atau yang biasa dikenal dengan apatis (6). Berdasarkan beberapa penelitian lainnya, diketahui bahwa penggunaan media sosial dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa seperti kecemasan, depresi, rendah diri, gangguan tidur dan gangguan citra tubuh (7).

Rekomendasi Novel Kesehatan Mental Yang Cocok Untuk Siswa Sma

Hasil studi yang dilakukan di Jerman menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi selama pandemi COVID-19 pada anak dan remaja berdampak negatif pada kesehatan mental sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup (8). Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan mental tidak lagi dipandang sebagai masalah sekunder, tetapi dapat dianggap sama pentingnya dengan kesehatan fisik (7).

Studi yang dilakukan menemukan dampak negatif dari kecanduan media sosial terhadap kehidupan sosial seseorang dalam aspek interpersonal, dan penelitian lain juga menemukan bahwa kecemasan sosial, depresi dan rasa kesepian secara signifikan mempengaruhi munculnya kecanduan sosial. media. Kecanduan media sosial ini tidak hanya terjadi di kalangan pelajar SMA dan SMA, tetapi juga bisa terjadi di kalangan mahasiswa.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengkaji pemanfaatan media sosial terhadap kesehatan mental mahasiswa khususnya mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Promosi dan pencegahan kesehatan jiwa remaja akan lebih berhasil jika diakui sebagai langkah awal dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kesejahteraan di segala usia.

Artikel Kesehatan Mental Remaja Dalam Bahasa Inggris

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja merupakan masalah yang penting untuk diketahui baik besaran dampaknya maupun faktor-faktor yang terkait dengannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan mental mahasiswa dan mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan kesehatan mental mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman selama pandemi COVID-19.

Berisiko Gangguan Mental, Ini Cara Jaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa Saat Pandemi

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda. Masa penelitian dimulai bulan Maret sampai dengan Mei 2021. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2017 – 2020 di Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman sebanyak 383 orang, dan sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik simple random sample. . ini menghasilkan total sampel 192 orang.

Penelitian ini mengumpulkan data secara langsung dengan meminta responden mengisi kuesioner Social Network Time Use Scale (SONTUS) untuk mengukur penggunaan media sosial dan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale – 42 (DASS 42) untuk mengukur tingkat stres. Data dari kuesioner yang diisi akan dikumpulkan dan diperiksa oleh peneliti.

Kemudian dilakukan uji product moment Pearson pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk menyelidiki korelasi dan arah hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan kesehatan mental pada tingkat stres.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, diperoleh hasil dari 200 responden mahasiswa sebagai berikut:

Contoh Surat Aktif Kuliah Dalam Bahasa Inggris

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata usia responden adalah 19,42 dengan standar deviasi 1,157. Usia termuda adalah 18 tahun, tertua 24 tahun. Responden mayoritas (86%) adalah perempuan, dengan mayoritas responden berasal dari tahun 2017 (38%) dan tahun 2020 (31%). Media sosial yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp (31,2%) dan Instagram (28,8%) dalam 7-12 bulan (63,5%). Fitur yang sering digunakan oleh responden adalah mencari informasi (35,9%) dan bersosialisasi (25,7%) jenis informasi tentang kesehatan (29,9%) dan hiburan.

You May Also Like

About the Author: wr5ku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *