Kesehatan Mental Dalam Islam – Ilustrasi kesehatan mental. Menjadi religius itu sendiri penting. Namun, pasien jiwa membutuhkan spesialis untuk membantu dalam konseling dan pengobatan untuk pemulihan mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Psikolog Klinis Rena Masri SPSI MPC mengatakan masih banyak masyarakat yang belum memahami masalah kesehatan jiwa. Bahkan, banyak yang mengaitkannya dengan takwa.
Kesehatan Mental Dalam Islam
Menurut Rena, kurangnya karakter religius seseorang seringkali dikaitkan dengan masalah kesehatan mental. Karena itu, pasien belum bisa mendapatkan pengobatan yang tepat. Padahal, penyakit jiwa tidak serta merta muncul akibat seseorang jauh dari agama.
Ketahui 5 Cara Menguatkan Mental Agar Tubuh Sehat Pada Masa Pandemi
“Religiusitas memang mempengaruhi rasa nyaman, rasa tenang tapi alasannya bukan itu saja, tapi ada beberapa tekanan yang tekanannya lebih berat dari kemampuan kita untuk mengatasi tekanan itu yang kemudian mengakibatkan stress, depresi dll,” dia berkata. Rena “HaloTalks: Pendekatan Kesehatan Holistik untuk Indonesia Sehat”, Rabu.
Rena menuturkan, beragama merupakan hal penting yang dimiliki seseorang. Namun, pasien jiwa membutuhkan spesialis untuk membantu dalam konseling dan pengobatan untuk pemulihan mereka.
Selain itu, kesalahpahaman umum tentang masalah kesehatan mental adalah bahwa orang menemukan ciri khusus penyakit tanpa mencari bantuan psikolog.
Evaluasi psikologis harus dilakukan oleh seorang spesialis. Jika benar-benar mengalami depresi, sebaiknya masyarakat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk upaya pemulihan yang tepat.
Menjaga Kesehatan Mental Dengan Pendekatan Shalat: Analisis Sanad Dan Matan Hadis
Orang dengan penyakit mental umumnya dapat menjadi masyarakat yang produktif, mereka hanya perlu menemukan yang cocok untuk masalah mental mereka. Rena mengatakan penting bagi penderita gangguan jiwa untuk bersosialisasi dengan orang lain.
“Sebenarnya yang mengalami gangguan jiwa juga perlu berusaha untuk produktif, kita cari hal-hal dalam keluhan mereka agar tidak terlalu merasakan tekanan, sosialisasi masih bisa, untuk yang terakhir sambil bekerja, produktif membantu orang untuk sembuh.” kata Ren.
Lifestyle – Selasa, 14 Februari 2023, 16:36 WIB Cegah Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi, Ibu Hamil Wajib Lakukan
Lifestyle – Tuesday, 14 February 2023, 15:52 WIB Menaikkan berat badan di usia 50-an itu mudah, karena 2 alasan ini
Urgensi Kesehatan Mental Bagi Remaja
Lifestyle – Selasa, 14 Februari 2023, 15:45 WIB 100 bayi baru lahir menderita penyakit jantung bawaan
Gaya Hidup – Selasa, 14 Februari 2023, 15:38 WIB Kenali tanda dan gejala penyakit jantung bawaan pada anak
Gaya Hidup – Selasa, 14 Februari 2023, 14:17 WIB Cara efektif menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh, 5 langkah ini patut diikuti 20 April 2021 08:12 20 April 2021 08:12 Diperbarui: 20 April 2021 08:12 Diperbarui: 20 April 2022
Kesehatan mental adalah ilmu yang bertujuan untuk menjaga kesejahteraan psikologis tubuh manusia dan mencegah penyakit mental (Schneider, 1964). Menurut WHO (2019), kesehatan mental meliputi self-efficacy, otonomi, kompetensi, saling ketergantungan antar generasi dan aktualisasi diri. Sedangkan menurut Said M (2005), orang yang sehat jiwanya akan matang secara emosional dan sosial, memiliki tanggung jawab dalam hidupnya, mengatasi hambatan dalam keinginan dan harapannya, dapat menerima kebenaran hidup apa adanya, dan mengatasi secara efektif dan efisien dengan beban hidup, akan mampu.
Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Setiap Orang
Kesehatan mental ditunjukkan dengan kematangan emosi, kematangan sosial, dan kematangan intelektual untuk menghadapi hambatan secara efektif dan efisien. Menurut Najati (1997), indikator kesehatan jiwa dalam perspektif Islam adalah:
Perspektif psikologis meliputi psikoanalisis, behaviorisme, dan filosofi humanistik dan interpersonal manusia. Pendekatan psikoanalitik menganggap manusia sebagai makhluk biologis yang diatur oleh naluri bawah sadar dengan sifat-sifat jahat. Menurut pandangan behaviorisme, manusia adalah makhluk biologis yang terkondisi dan netral oleh lingkungan. Sedangkan menurut kaum humanis dan interpersonalis, manusia adalah makhluk unik yang menyatukan makhluk fisik, mental dan spiritual.
Dalam pandangan filsafat Islam, manusia dilahirkan di muka bumi sebagai makhluk beragama yang bertakwa dan bertakwa (argumen al-Qur’an ar-Rum (30:30); al-Araf (7:172)). Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna dengan kemampuan berjalan dan berlari tegak, tidak seperti binatang, selain itu manusia juga diberi akal (Akal Qur’an Surat At-Tin (94:4)). Manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda dan unik (argumen al-Qur’an dalam al-Zukhruf (43:32); ar-Rum (30:22); al-An’am (6:165); dan an-Nisa’ (4 :32)) saling mengenal, sengaja (dalil Al-Qur’an, surat al-Hujurat (49)), saling membantu (dalil Al-Qur’an, surat al-Zukharuf (13:43)), bertindak tidak memihak (dalil Al-Qur’an surah al-Araf (7:176)), dan tidak saling merugikan (dalil Al-Qur’an) Al-Qur’an Surah Yunus (10:19). Manusia diciptakan sebagai makhluk yang berakal, untuk mencapai, melampaui dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik (argumen al-Qur’an al-Isra’ (17:70), Kauf (50:6), Abasa (80:24 -25), al-Arad (13:15)). Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah masa depan menjadi lebih baik (Argumen Quran dalam Surat Ibrahim (14:1), Al-Hashir (59:18)). Manusia diciptakan memiliki kapasitas dan kemampuan sebagai khalifah di muka bumi (logika Alquran, Akshar al-Baqarah (30)) karena memiliki kemampuan akal dan berpikir (diberi ilmu yang luas) untuk memenuhi dan memenuhi kehendak-Nya. Urutan mereka (argumen Alquran, Akshar al-Baqarah (31)).
Jika lingkungan membantu memfasilitasi pengembangan kemampuannya, terutama dalam hal kemampuan memecahkan masalah berdasarkan standar dan etika Islam, dilatih untuk memecahkan masalah secara rasional, objektif, realistis dan efektif serta efisien, seseorang akan berkembang sebagai pemikiran yang sehat. orang. . Faktor tauhid adalah prinsip konseptual kunci dari pemahaman Islam tentang kesehatan mental. Oleh karena itu, setiap aspek pemikiran dan tindakan harus berada dalam kesatuan tauhid dalam kehidupan lahir dan batin seseorang (Khan, 1986). Peran agama dalam manfaat kesehatan fisik dan mental:
Jual Buku Islam Kesehatan Mental Terbaru
Hasil intervensi spiritualitas dan agama berhasil menurunkan gangguan somatisasi, gangguan obsesif-kompulsif, depresi, kecemasan, agresi, fobia, pikiran paranoid, dan psikosis. Terapi restrukturisasi kognitif terintegrasi dengan kehidupan beragama efektif dalam mengatasi berbagai masalah pada populasi yang berbeda dan perbedaan agama yang berhasil menurunkan gejala depresi pada klien dengan menggunakan metode restrukturisasi kognitif oleh Badri (1996) dan Hamdan (2008). Untuk mengubah pemikiran sia-sia dan keyakinan irasional Anda dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Kesehatan jiwa ditandai dengan kematangan emosi, kematangan sosial, kematangan intelektual, kemampuan beradaptasi terhadap diri dan lingkungan keluarga serta komunitas sosial dimanapun berada. Agama diperlukan untuk memperbaiki keadaan psikologis dan perilaku klien jika didorong untuk kembali pada kehidupan spiritual dan ajaran agamanya. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang suci dan bertakwa dalam pandangan Islam.Salah satu aspek kehidupan yang paling banyak dibicarakan saat ini adalah masalah kesehatan jiwa yang semakin meningkat. Diduga kesehatan mental atau jiwa manusia meningkat akibat persaingan yang ketat di masyarakat untuk mencapai kesuksesan materi. Lantas, bagaimana sebenarnya Islam memandang kesehatan mental?
Bahkan, Islam juga mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan mental atau mental health. Pada masa keemasan peradaban Islam, konsep kesehatan mental atau at-tibb ar-ruhani pertama kali dikembangkan oleh ilmuwan Persia Abu Zayd Ahmad ibn Sahl al-Balkhi. Al Balkhi menulis sebuah buku berjudul Food for the Body and Soul yang mengilustrasikan hubungan antara jiwa dan penyakit tubuh.
Ia membagi kesehatan mental menjadi tibb al-kalb dan kesehatan spiritual menjadi at-tibb ar-ruhani. Al Balkhi menulis bahwa tubuh dan jiwa bisa sakit. Jiwa yang tidak seimbang ditandai dengan perasaan sedih, marah, cemas, dan emosi yang membuat cemas.
Webinar Nasional Psikologi
Selain Al Balkhi, ada juga Al Tabari yang menemukan konsep psikoterapi untuk mengobati pasien gangguan kejiwaan. Menurut al-Tabari, pasien mungkin menderita karena keyakinan dan imajinasi yang salah. Untuk menghindarinya, dokter memberikan nasihat cerdas dengan emosi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan diri pasien.
Perkembangan ilmu pengetahuan terkait kesehatan jiwa oleh para ilmuwan muslim tentunya tidak terlepas dari pendekatan Al-Qur’an dan Hadits terhadap kesehatan jiwa. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sebagai panutan terbaik sudah disebutkan dalam hadits-hadits terkait kesehatan jiwa.
Ia menyatakan dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah bahwa thinin nafs atau jiwa yang bahagia adalah bagian dari kenikmatan surga. Pasalnya, di surga, manusia tidak akan lagi merasakan ketakutan, kecemasan, kecemburuan, kesedihan, sakit hati dan sebagainya. Ini semua adalah hal yang membuat seseorang merasa bahagia pikiran atau jiwa yang sehat.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam juga menyebutkan indikator jiwa yang sehat dalam beberapa haditsnya. Rasa aman merupakan indikator tercapainya kesehatan dan kestabilan mental. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, dia sallallahu alayhi wa sallam mengatakan bahwa jika seseorang bangun di pagi hari dalam keadaan berikut, dia tampaknya telah mencapai semua kesenangan dunia:
Kelas Islam Dan Kesehatan Mental
Merasa cukup dan mensyukuri ketiga hal ini memelihara dan menyenangkan jiwa seseorang. Alasannya, dia tidak lagi merasa tidak mampu dan terus mengejar dunia abadi.
Dalam Islam, jiwa yang sehat dapat dicapai jika manusia hidup sederhana dan selalu bersyukur kepada Penciptanya. Anda pun bisa berperan membantu perekonomian masyarakat pedesaan dengan menjadi investor Amartha. Dapat membantu orang meningkatkan status keuangan mereka. Beberapa kasus tersebut juga menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan jiwa mulai dari yang ringan hingga berat.
Tanpa penanganan yang tepat, stres mental dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Jadi jangan meremehkannya. Pelajari lebih lanjut tentang stres mental dan cara mengatasinya.
, stres mental bisa disebabkan oleh berbagai hal yang membuat gugup, marah dan sangat tertekan. Di luar pekerjaan, misalnya setelah perceraian, kematian anggota keluarga atau teman dekat, dipecat, atau mengalami perundungan berulang kali.
Solusi Islam Dalam Menjaga Kesehatan Mental Di Masa Pandemi
Salah satu cara yang disarankan untuk meningkatkan kesadaran adalah dengan mengidentifikasi pemicu stres internal. Kemudian, cobalah melakukan aktivitas positif yang bisa mengurangi tekanan batin.
Sebagai seorang muslim, ikhtiar lainnya adalah menapaki jalan spiritual, shalat. Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada putrinya, Siti Fatimah RA, doa untuk menjaga kesehatan.