Makalah Kesehatan Mental Menurut Paradigma Psikologi – Istilah psikologi humanistik diperkenalkan oleh sekelompok psikolog yang bekerja sama pada awal tahun 1960-an di bawah pimpinan Abraham Maslow, mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran intelektual psikologi. Dua teori yang dibahas adalah psikoanalisis dan naturalisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (kekuatan ketiga).
Saat ini, istilah stres menjadi istilah sehari-hari yang digunakan tidak hanya oleh psikolog, psikiater atau ilmuwan, tetapi juga oleh anak-anak dan orang dewasa dari berbagai tingkat pendidikan. Namun mereka yang mengucapkan kata tersebut belum tentu mengerti apa sebenarnya stres itu. Bagi kebanyakan orang, stres disamakan dengan psikosis.
Makalah Kesehatan Mental Menurut Paradigma Psikologi
Apa sebenarnya stres itu? Stres sama dengan psikosis. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan stres? Untuk menjawab pertanyaan ini, konsep tentang stres berikut disajikan. Secara umum, ada tiga pandangan tentang stres, yaitu stres adalah stimulus, stres adalah respons, dan stres adalah interaksi antara manusia dan lingkungan (Bart Smet, 1994: 108-111). Dan penulis menambahkan perspektif lain yaitu stress sebagai hubungan antara individu dengan stressor.
Loving The Wounded Soul: Alasan Dan Tujuan Depresi Hadir Di Hidup Manusia By Regis Machdy
Menurut konsep ini, stres adalah rangsangan di lingkungan. Orang mengalami stres ketika mereka menjadi bagian dari lingkungan. Dalam konsep ini, stres adalah variabel independen sedangkan individu adalah variabel dependen.
Tekanan sebagai insentif dapat dikutip sebagai contoh. Lingkungan sekitar yang penuh persaingan, misalnya di terminal dan stasiun kereta saat awal Lebaran. Bagi mereka yang berada di lingkungan baik itu calon penumpang, awak bus atau kereta api, petugas, dan lain-lain, sulit melepaskan diri dari situasi stres (stressor). seperti banjir, letusan gunung berapi, ledakan bom di dunia, dll.
Konsep stres yang kedua menyatakan bahwa stres adalah reaksi atau tanggapan individu terhadap stres. Dalam konteks ini, stres adalah variabel terikat, sedangkan stresor adalah variabel bebas.
Pengertian tekanan yang mengacu pada konsep tekanan merupakan tanggapan antara lain yang disampaikan oleh E.P. Ginting. Menurut Gintings (1999: 5-6), stres adalah respon tubuh manusia terhadap setiap tuntutan yang dialami seseorang dalam hal-hal berikut:
Makalah Falsafah Dan Paradigma Keperawatan
D. Terganggunya mekanisme keseimbangan dalam diri seseorang, yaitu keseimbangan di dalam dan di luar, yaitu fisik, sosial, mental dan spiritual, akibat perubahan mendadak yang tidak menyenangkan dan tidak menyenangkan.
E. Berkurangnya potensi diri akibat luka batin, beban berat dan kebutuhan yang tidak terpenuhi pada diri orang tersebut.
Respons individu terhadap stressor memiliki dua komponen, yaitu komponen psikologis seperti terkejut, cemas, bingung, panik, gugup, dll. Dan komponen fisiologis seperti denyut nadi cepat, mual, mulut kering, banyak berkeringat, dll. Respons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut regangan atau ketegangan.
Menurut pandangan ketiga, stres adalah proses yang melibatkan stresor dan ketegangan, menambah dimensi hubungan antara individu dan lingkungan. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut hubungan transaksional. Proses hubungan ini melibatkan proses penyesuaian. (Bart Smet, 1994: 111).
Dinamika Psikologi Pendidikan Islam
Dalam konteks stres sebagai interaksi antara individu dan lingkungan, stres tidak hanya dilihat sebagai stimulus atau respon, tetapi juga sebagai proses dimana individu juga merupakan agen aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui sarana kognitif dan emosional. . . Strategi perilaku.
Konsep di atas dapat diklarifikasi berdasarkan fakta yang ada. Misalnya, beberapa orang bereaksi berbeda terhadap pemicu stres yang sama. Satu individu mungkin mengalami stres berat, yang lain mungkin mengalami stres ringan, dan yang lain mungkin tidak mengalami stres. Mungkin juga orang bereaksi berbeda terhadap stresor yang sama. Apa yang menyebabkan gejala ini?
Menurut Bart Smet (1994: 130-131), reaksi stres bervariasi dari satu orang ke orang lain dan dari waktu ke waktu dalam diri orang yang sama karena pengaruh variabel berikut:
Stres tidak hanya disebabkan oleh faktor lingkungan. Sedangkan stressor juga dapat berupa penyebab dalam diri individu, seperti penyakit fisik yang dideritanya, konflik internal, dll. Oleh karena itu, lebih tepat jika stress dipandang sebagai hubungan antara individu dengan stressor, baik internal maupun eksternal. penyebab stres.
Majalah Simpul Perencana Vol. 41 By Pusbindiklatren Kementerian Ppn/bappenas
Konsep ini sejalan dengan apa yang dikatakan W.F. Maramis (1980: 65-69), tentang sumber tekanan. Menurut Maramis, stres dapat disebabkan oleh frustasi, konflik, tekanan dan krisis.
B. Konflik adalah gangguan keseimbangan karena orang bingung tentang beberapa kebutuhan atau tujuan dan harus memilih salah satu.
C. Stres adalah sesuatu yang mendesak untuk dilakukan orang. Stres dapat diakibatkan oleh diri sendiri, seperti keinginan yang sangat kuat untuk mencapai sesuatu. Stres juga bisa datang dari lingkungan.
Tergantung pada stresornya, stres dapat dibagi menjadi 2 jenis: stres dan kesusahan. Eustress (stres yang baik) adalah stres yang disebabkan oleh stresor positif, seperti berita bahwa seseorang menerima hadiah besar yang tidak terduga. Sedangkan kecemasan adalah stress yang disebabkan oleh stressor negatif seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga, gagal dalam usaha, dll.
Makalah Kesehatan Mental M Shidqi Naufal
Stres adalah pengalaman yang tidak menyenangkan dan cenderung merugikan. Oleh karena itu, setiap individu yang mengalami hal tersebut harus berusaha untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan prinsip yang berlaku pada organisme khususnya manusia yaitu prinsip homeostatis. Menurut prinsip ini, organisme selalu berusaha mempertahankan keadaan keseimbangan dalam dirinya. Sehingga jika suatu saat terjadi keadaan tidak seimbang, akan diusahakan untuk mengembalikannya ke keadaan seimbang.
Prinsip homeostatis berlaku selama individu hidup. Karena adanya prinsip ini terutama untuk melestarikan kehidupan organisme. Lapar, haus, lelah, dll adalah contoh ketidakseimbangan. Situasi ini kemudian menimbulkan keinginan untuk makan, minum, dan istirahat. Begitu juga dengan ketegangan, kecemasan, rasa sakit, dll. Dorong individu yang bersangkutan untuk mencoba mengatasi ketidakseimbangan ini.
Dewasa ini, upaya mengatasi atau mengelola stres dikenal dengan proses koping stres. Lazarus dan Folkman (Bart Smet, 1994: 143) menggambarkan koping sebagai berikut:
“…suatu proses di mana orang berusaha mengatur jarak antara tuntutan (baik tuntutan individu maupun tuntutan eksternal dari lingkungan) melalui sumber daya yang mereka gunakan dalam situasi penuh tekanan…
Pdf) Kesehatan Jiwa Menurut Paradigma Islam (kajian Berdasarkan Al Quran Dan Hadist)
Menurut Bart Smet, koping memiliki dua macam fungsi, yaitu (1) koping yang berfokus pada emosi dan (2) koping yang berfokus pada masalah. Koping yang berfokus pada emosi digunakan untuk mengatur respons emosional terhadap stres. Regulasi ini dilakukan melalui perilaku individu seperti minum-minum, cara mengingkari fakta yang tidak menyenangkan, dll. sedangkan problem-focused coping dicapai dengan mempelajari keterampilan baru atau cara mengatasi stres Menurut Bart Smet, orang akan cenderung menggunakan Metode tersebut jika mereka percaya bahwa mereka dapat mengubah keadaan, dan metode ini sering digunakan oleh orang dewasa.
Dalam menghadapi upaya mengatasi stres, Maramis (1980: 71-72) berpendapat bahwa ada berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk melakukannya, yang secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu (1) task-directed atau work-directed. . pendekatan dan (2) ) jalur yang menargetkan pertahanan ego atau mekanisme pertahanan ego.
Menghadapi stres dengan cara berorientasi kerja berarti berusaha menghadapi masalah secara sadar, realistis, dan rasional. Menurut Maramis, cara ini bisa dilakukan melalui “serangan”, penarikan diri dan kompromi. Sedangkan cara melindungi ego dilakukan secara tidak sadar (bahwa itu salah), tidak realistis dan tidak rasional. Cara kedua dapat dilakukan melalui fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi, regresi, proyeksi, pembentukan reaksi, sublimasi, kompensasi, perpindahan.
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menghilangkan stres antara lain: bersantai, mencari sesuatu atau situasi yang dapat membuat Anda tertawa, menarik napas dalam-dalam, berbagi, melakukan aktivitas yang tidak membutuhkan tenaga, baik mental maupun fisik, yang sulit, dan lain sebagainya. pada.