Banner 1
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja - Seroquel

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja – Perkembangan ponsel dan teknologi yang semakin canggih tercermin dari peningkatan penggunaan internet di Indonesia dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik melalui Statistik Telekomunikasi Indonesia Tahun 2019 mencatat mayoritas pengguna internet berada pada kelompok usia 19-49 tahun sebesar 67,05% dan 32,95% pengguna internet di bawah usia 19 tahun ke atas 50 tahun. Dengan kata lain, Internet adalah teknologi telekomunikasi yang sedang dibuat

Tujuan penggunaan internet di perkotaan dan perdesaan didominasi oleh jejaring sosial dan memperoleh informasi/berita dengan persentase masing-masing sekitar 87,20 persen dan 69,90 persen. Sedangkan tujuan penggunaan internet lainnya digunakan untuk hiburan (62, 13), mengerjakan tugas sekolah (25, 86), mengirim/menerima.

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja

Keberadaan media sosial yang menawarkan sumber daya ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, dapat membantu generasi muda mengembangkan kreativitas dan pemikiran, mempermudah komunikasi dan pencarian informasi untuk memperluas wawasan. Namun, di sisi lain, jejaring sosial memiliki efek negatif yang cenderung lebih dirasakan dibandingkan efek positifnya karena berisiko menimbulkan gangguan jiwa. Hal ini dibuktikan dengan hasil Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, frekuensi gangguan jiwa di Indonesia meningkat secara signifikan dari 1,7% pada tahun 2013 menjadi 7% pada tahun 2018 (Badan Litbangkes, 2018). ). Namun, ini bukan angka yang menyedihkan, tapi

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Juga menunjukkan bahwa sekitar 50% remaja tidak tahu kemana harus mencari bantuan ketika mengalami masalah kesehatan mental. Namun, apakah jelas gangguan jiwa ini disebabkan oleh penggunaan teknologi atau media sosial? “Ada beberapa pemicu yang terkait dengan penggunaan media sosial, tetapi ada juga yang lain,” kata Laurence Steinberg, spesialis remaja dan profesor psikologi di Temple University. Steinberg juga mengutip meningkatnya persaingan untuk masuk perguruan tinggi dan orang tua bayangan sebagai faktor yang memungkinkan. “Mungkin bukan karena satu hal, tapi karena efek kumulatif dari banyak hal.” (Maharrani, 2019).

Menghabiskan waktu yang berharga untuk menjelajahi media sosial dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kecanduan media sosial. Perilaku ini sengaja dirancang dengan cara yang sangat canggih menggunakan psikologi perilaku, ilmu saraf, dan kecerdasan buatan. Pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan perilaku kecanduan media sosial. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari

, 2020). Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran dan risiko membandingkan diri sendiri dengan orang lain, yang bisa berujung pada depresi. Selain itu, ada juga jejaring sosial

Selain itu, media sosial dapat mempengaruhi perspektif dan hubungan interpersonal remaja melalui perbandingan sosial dan interaksi negatif. Selain itu, konten media sosial kini sering dinormalisasi bahkan mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri dan bunuh diri di kalangan anak muda. Tentunya hal ini harus mendapat perhatian khusus jika anak muda ingin bijak dalam menggunakan media sosial.

Benarkah Media Sosial Dapat Menyebabkan Depresi? • Myperlita

Umumnya, anak-anak dan remaja saat ini cenderung banyak menggunakan gawai. Menurut laporan tahun 2018 yang diterbitkan oleh

, individu berusia 16 hingga 24 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam menggunakan media sosial setiap hari (Fadli, 2020). Namun, berdasarkan penelitian lain oleh Mingli

(2015), anak-anak yang menggunakan gawai lebih dari dua jam sehari memiliki peningkatan risiko depresi, dan risiko ini meningkat seiring bertambahnya usia.

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja

Mengatasi berbagai jenis dampak negatif yang muncul dari media sosial telah menjadi urgensi yang tidak hanya melibatkan anak muda, tetapi juga keluarga dan lingkungan. Pola pikir negatif dan pola irasional yang dibentuk media sosial menjadi hal penting yang perlu ditata ulang. Setiap anak muda harus menjadi penyaring dirinya sendiri. Dengan cara ini, anak muda sebagai pengguna media sosial dapat menempatkan dirinya di sisi kanan media sosial.

Waspada 4 Dampak Negatif Medsos Bagi Kesehatan Mental, Dari Hoaks Hingga Kecemburuan Sosial

Mengedukasi generasi muda tentang potensi bahaya penggunaan media sosial sangat penting sebagai salah satu landasan bagi pengguna untuk mulai berpikir bijak dalam menggunakan media sosial. Peran orang tua sebagai pendidik utama keluarga dapat membantu mengarahkan anak pada sisi positif penggunaan jejaring sosial. Kontrol orang tua dapat mengurangi risiko penggunaan media sosial yang berlebihan di kalangan anak muda. Selain itu, penelitian yang dipublikasikan di

Hingga 10 menit per hari atau total 30 menit penggunaan untuk semua media sosial umumnya memiliki citra diri yang lebih positif.

Orang tua juga harus menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman dengan lebih banyak berbicara atau melakukan aktivitas bersama yang menjauhkan anak dari gawai. mendapatkan

Lingkungan rumah yang lebih baik, anak muda akan merasa lebih nyaman melakukan aktivitas secara langsung dibandingkan menjelajahi media sosial. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga akan membuat anak lebih terbuka terhadap masalah yang dihadapinya, sehingga orang tua dapat memahami emosi anak dan berperan langsung dalam menangani kesehatan mental anak.

Dampak Negatif Media Sosial Bagi Remaja

Dampak media sosial terhadap kesehatan mental Ternyata ini yang terjadi pada tubuh kita pasca gempa PEMBUKAAN HARI ANAK NASIONAL: Langkah menunjukkan kepedulian terhadap anak Ayo bantu pecinta muda memilih cokelat yang lebih aman!

Adalah pusat berita mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Di website ini Anda dapat membaca informasi akademik seputar FK Unud, kesehatan, kegiatan kelembagaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (BSO, HM dan LMFK), profil mahasiswa berprestasi, entertainment dan masih banyak lagi. Di era modern ini, menggunakan smartphone dan media sosial sudah menjadi rutinitas setiap orang. Saat ini, media sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang dan telah menjadi kebutuhan dan bagian dari gaya hidup manusia, termasuk bagaimana manusia berinteraksi dengan orang lain (Allen, 2019). Jejaring sosial dapat digunakan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia dapat dengan mudah mengakses jejaring sosial tersebut. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2022 untuk menganalisis profil pengguna internet selama 2021-2022 memberikan gambaran bahwa anak muda merupakan pengguna internet terbesar di Indonesia atau setara dengan 75,50% penduduk Indonesia. Ketika mereka menggunakan jejaring sosial, remaja cenderung rentan terhadap pengaruh dan terkadang mereka tidak dapat mengatur aktivitas yang mereka lakukan di dunia maya, karena emosi remaja masih labil dan sering disebut sebagai remaja labil (Aprilia et al., 2020).

Media sosial benar-benar membuat segalanya menjadi mudah, dirancang sedemikian rupa untuk membujuk pengguna membuka akun media sosial berulang kali sehingga mereka tidak menyadari bahwa media sosial juga memiliki efek negatif bagi penggunanya. Sebuah studi yang dilakukan oleh (Twenge, Spitzberg, & Campbell, 2019) menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih rentan mengalami perasaan kesepian (

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja

). Hal ini dikarenakan interaksi yang dilakukan oleh remaja melalui jejaring sosial meminimalkan interaksi mereka yang sebenarnya. Tidak hanya perasaan kesepian, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat memberikan dampak negatif bagi remaja seperti gangguan emosi, kesehatan mental dan lain-lain (Saragih, 2020). Pemalsuan, kebencian, bahkan pornografi

Kenali Dampak Dari Penggunaan Media Sosial

Hal ini juga sangat mudah ditemukan di jejaring sosial dan dapat mempengaruhi kondisi psikologis remaja pengguna jejaring sosial.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa anak-anak dan remaja di seluruh dunia rentan menderita gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial mereka. Sebagian besar gangguan jiwa yang dialami remaja akibat penggunaan media sosial yang berlebihan adalah gangguan kecemasan dan depresi (Anjani et al., 2022). Depresi adalah gangguan mood atau suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih atau depresi berkepanjangan dan kehilangan minat (Weiten et al., 2018). Menurut survei Royal Society of Public Health of Great Britain (RSPH), salah satu media sosial yang dapat membuat penggunanya merasa cemas, tertekan, tertekan dan stres adalah Instagram (Utami, 2018). Stres adalah serangkaian proses perilaku, mental, dan fisik yang terjadi ketika organisme mencoba mengatasi peristiwa atau rangsangan lingkungan yang dianggap mengancam (Grison & Gazzaniga, 2019). Stres berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja secara keseluruhan, karena stres dapat mengganggu kestabilan emosi seseorang terutama pada masa remaja. Perasaan tidak aman, iri hati dan tidak puas dengan kehidupannya sendiri juga muncul ketika individu melihat banyak postingan yang diunggah oleh pengguna media sosial lainnya. Hal inilah yang sering dirasakan remaja pengguna media sosial

Atau hilangnya rasa percaya diri karena terlalu sibuk membanding-bandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain, bahkan penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan depresi dan kecemasan (Anjani et al., 2022).

Menurut remaja, gangguan mood dan kecemasan dapat disebabkan oleh media sosial ketika mereka menyadari bahwa media sosial sering digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan konten negatif,

Candu Medsos Mengacaukan Kesehatan Mental

Dan seterusnya, sehingga remaja rentan terhadap stres, gangguan kecemasan, kesepian dan depresi. Hal ini biasanya disebabkan oleh perbandingan sosial, dimana individu membandingkan dirinya dengan orang lain. Tidak jarang individu merasa rendah diri terhadap individu lain yang dianggap lebih baik dari dirinya, hal ini menimbulkan situasi yang lebih buruk (Anjani et al., 2022). Selain stres dan depresi, gangguan kesehatan mental lainnya juga bisa terjadi, seperti gangguan kecemasan. Anxiety disorder merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa cemas dan khawatir secara terus menerus dan tanpa henti, tentunya hal ini cukup penting bagi kesehatan mental remaja tersebut (Grison & Gazzaniga, 2019).

Menurut survei Royal Society of Public Health of Great Britain (RSPH), salah satu media sosial yang dapat membuat penggunanya merasa cemas, tertekan, tertekan dan stres adalah Instagram (Utami, 2018). Stres adalah serangkaian proses perilaku, mental, dan fisik yang terjadi ketika organisme mencoba mengatasi peristiwa atau rangsangan lingkungan yang dianggap mengancam (Grison & Gazzaniga, 2019). Stres berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja secara keseluruhan, karena stres dapat mengganggu kestabilan emosi seseorang terutama pada masa remaja. Perasaan tidak aman, iri hati dan tidak puas dengan kehidupannya sendiri juga muncul ketika individu melihat banyak postingan yang diunggah oleh pengguna media sosial lainnya. Hal ini membuat pengguna media sosial seringkali merasa tidak percaya diri atau kehilangan kepercayaan diri.

You May Also Like

About the Author: wr5ku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *