Banner 1
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa - Seroquel

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa – Saat ini, kesehatan mental mulai mendominasi berbagai genre sastra dan ruang publik. Kesehatan mental menjadi perbincangan yang mulai menarik perhatian dari berbagai bidang. Sangat disayangkan bahwa masih ada beberapa kesalahpahaman tentang pemahaman masyarakat umum tentang kesehatan mental. Banyak orang masih mengaitkan kesehatan mental dengan gangguan kejiwaan. Pemahaman dan pendapat orang awam seringkali membenarkan pentingnya kesehatan mental, sehingga menjadi topik yang tabu untuk dibicarakan. Akibatnya, orang dengan gangguan kesehatan mental seringkali didiskriminasi dan dipandang sebagai orang luar.

Kurangnya literasi dan kurangnya empati menjadi alasan utama mengapa seseorang melabeli gangguan kesehatan mental sebagai sesuatu yang perlu dikritisi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa sangat diperlukan. Pada dasarnya, kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan jasmani atau fisik. Bahkan kondisi mental atau psikologis sangat penting bagi setiap orang untuk menjalankan fungsi sosialnya dengan baik.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Laporan Iidikti5. Kemendikbud.go.id Realitas gangguan jiwa saat ini banyak dijumpai pada usia 18-25 tahun. Ditemukan bahwa 64,8% mengalami masalah kecemasan dan 61,5% mengalami gejala depresi. Tanda yang paling umum adalah kecemasan, depresi, gangguan tidur dan nafsu makan, dan gangguan interaksi sosial. Usia prevalensi gangguan jiwa ada hubungannya dengan usia mayoritas siswa.

Bincang Psikologi #worldmentalhealthday

Seseorang yang dicirikan sebagai pelajar adalah seseorang yang sedang mengalami proses transisi menuju kedewasaan. Yang dapat menyebabkan shock dan masalah psikologis lainnya. Ini tidak lebih dari perbedaan kondisi dan persyaratan antara sekolah menengah atas (SMA) dan universitas. Guncangan ini dapat menimbulkan berbagai masalah psikologis, seperti krisis emosional yang sering dialami atau biasa disebut krisis trimester.

Tidak jarang, siswa yang mengalami gangguan kesehatan jiwa memilih untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Pada tahun 2020, mahasiswa sebuah universitas swasta di Yogyakarta akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Pihak kepolisian setempat memberikan penjelasan bahwa mahasiswa tersebut mengakhiri hidupnya karena depresi dalam pekerjaan yang dijalaninya saat ini. Data ini menjadi bukti betapa pentingnya bagi seorang pelajar untuk bisa menjaga kesehatan mentalnya.

Tak hanya itu, hadirnya pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru bagi mahasiswa untuk memperhatikan kesehatan mental. Peralihan dari pembelajaran luring ke pembelajaran daring merupakan hal baru yang sangat rentan sehingga menimbulkan masalah mental pada siswa. Akibat dari perubahan yang tiba-tiba tersebut, menimbulkan kecemasan pada sebagian siswa. Dikombinasikan dengan keterbatasan aktivitas fisik yang menjadi penghambat perkembangan siswa.

Adanya gangguan jiwa tersebut dapat diprediksi atau diperbaiki dengan memperhatikan beberapa poin penting. Pertama, lakukan perencanaan yang matang dalam setiap proyek yang akan dikerjakan. Kedua, membuat skala prioritas tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, berinteraksilah dengan orang lain atau minta bantuan saat Anda berada di bawah tekanan. Keempat, atur kegiatan agar Anda punya waktu istirahat dan untuk diri sendiri. Kelima, lakukan perencanaan tahap demi tahap dan pencapaian Anda, agar kegiatan yang dilakukan atau ingin dilakukan tidak menjadi beban. Keenam, berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater sebagai penenang dan pemecah masalah.

Workshop Peer Konselor (kjf Kesehatan Mental) Pada Siswa Sman 1 Kepanjen

Mahasiswa yang dapat mengatasi sendiri permasalahan yang berkaitan dengan gangguan jiwa akan mampu menjalankan perannya secara lebih optimal di lingkungan keluarga, di lingkungan maupun di masyarakat pada umumnya. Dengan begitu, pentingnya menjaga kesehatan mental menjadi hal mendasar dan perlu mendapat perhatian.

Baru-baru ini, serial “Monster: The Jeffrey Dahmer Story” menjadi terkenal, yang menimbulkan banyak reaksi di kalangan penonton bioskop. Serial ini ditayangkan oleh salah satu penyedia layanan streaming film ternama, Netflix, pada 21 September lalu. Serial ini diangkat dari kisah nyata seorang pembunuh berantai, Jeffrey Dahmer, yang terjadi di kota Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat pada tahun 1991.

Dalam seri ini, segala sesuatu tentang Dahmer disajikan dengan jelas. Serial ini didasarkan pada perspektif kehidupan Jeffrey Dahmer, dari keluarga korban hingga warga kulit hitam di kota Milwaukee. 17 pria dan satu anak laki-laki menjadi korban keji Dahmer antara tahun 1978 dan 1991. Kisah ini benar-benar menjadi pengingat betapa buruknya keadilan pada saat itu, kebrutalan dan rasisme yang mengikuti runtuhnya sistem kepolisian.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Tak heran jika serial ini mampu memberikan mimpi buruk bagi pemirsanya. Bahkan serial ini bisa menghadirkan rasa jijik dan mual. Reaksi muncul dari banyak pihak. Sementara beberapa memuji serial tersebut, yang lain menganggap serial tersebut tidak pantas karena tidak menghormati keluarga para korban.

Bersama Kita Menjaga Kesehatan Mental Di Kehidupan Normal Yang Baru

Dalam beberapa adegan kilas balik serial ini, Dahmer tampil sebagai pria dengan masa kecil yang kurang menyenangkan: pertengkaran kedua orang tuanya yang berujung pada perceraian. Dalam narasi yang disajikan di awal seri, tidak ada yang tahu apa yang membuat Dahmer mampu melakukan kekejaman tersebut.

Dahmer kecil tampil sebagai anak yang pendiam dan dianggap aneh untuk anak seusianya. Keanehannya dipadukan dengan ketertarikannya pada nekropsi hewan. Dahmer menyukai metode dan proses membedah hewan mati: rakun, janin babi, dan tikus.

Ayah Dahmer, yang ingin menjadi ayah yang baik bagi putranya, juga mampu melakukan otopsi, mengajari Dahmer cara melakukannya dengan benar. Ayah Dahmer melihat minat putranya sebagai sesuatu yang bisa menjadi ilmuwan di masa depan.

Masa kecilnya menjadi lebih rumit, ditambah dengan masalah dengan ibunya yang kecanduan obat penenang, yang menyebabkan dia bertengkar dengan ayahnya. Ibunya menjadi marah dan cuek pada Dahmer, di sisi lain ayahnya sudah tidak bisa lagi menanggapi semua yang dilakukan istrinya. Akhirnya, semua itu berdampak pada Dahmer kecil, mengubahnya menjadi anak yang sulit bersosialisasi dan sering menyendiri.

Tak Melulu Soal Kesehatan Fisik, Kesehatan Mental Juga Perlu Dijaga Di Era New Normal

Dalam keluarga kecilnya, Dahmer tidak pernah mendapat perhatian penuh dari orang tuanya, terutama ibunya. Saat remaja, Dahmer semakin menunjukkan ketidaknormalannya. Ia menjadi sosok yang kikuk dan berorientasi seksual terhadap laki-laki.

Apa yang dialami Dahmer menunjukkan bahwa lingkungan sosial seseorang sangat mempengaruhi pembentukan karakter dan perilakunya, terutama di lingkungan keluarga. Selain itu, sakit hati masa lalu yang tidak disadari juga dapat mengakibatkan pola perilaku yang menyimpang.

Ketika seorang anak melihat orang tuanya berkelahi, anak akan merasa tidak nyaman, takut, bahkan tidak nyaman berada di sekitar orang tuanya. Mereka akan cemas karena melihat kemarahan orang tuanya dan menimbulkan pikiran negatif. Sebaliknya, seorang ayah atau ibu yang sering bertengkar mungkin merasa sulit untuk menunjukkan sikap hangat dan kasih sayang saya kepada anak-anaknya.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Ketika semua kasih sayang yang diinginkan tidak didapatkan, maka akan mempengaruhi mental anak. Seperti yang dilakukan Dahmer, ketika seseorang yang disukainya disukai, Dahmer merasa ada seseorang yang mengawasinya dan dia merasa tidak sendirian. Sehingga ketika orang yang dicintainya ingin meninggalkannya, meski hanya untuk kembali ke rumah, Dahmer merasa terancam akan ditinggalkan dan kembali sendirian. Berbagai cara dilakukan agar mereka tetap tinggal hingga terjadi pembunuhan, baik disengaja maupun tidak, agar mereka bisa tetap bersama.

Mempelajari Kesehatan Mental Anak Bersama Petualangan Menuju Sesuatu. Www.timesindonesia.co.id. 9 Oktober 2021. Samantha Teonata, Livia Angelica. Alumni Vcd

Seri ini menampilkan kepolisian yang bobrok, yang masih menunjukkan sikap rasis terhadap orang kulit hitam dan selalu menganggap mereka remeh. Putih super lembut benar-benar terlihat dalam kasus ini. Hingga beberapa kali tetangga Dahmer melaporkan kecurigaannya ke polisi, namun polisi tetap mengabaikannya karena dia adalah seorang wanita kulit hitam.

Pada akhirnya, hal ini dapat menyadarkan orang tua bahwa kasih sayang yang penuh kepada anaknya sangat penting bagi tumbuh kembangnya. Hal ini juga mengingatkan bahwa orang tua harus mewaspadai minat dan bakat anak-anaknya yang dapat mengarah pada hal-hal negatif sehingga dapat diramalkan di masa dewasanya.

Menurut catatan sejarah bangsa Indonesia, 30 September merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Peristiwa G30S PKI menjadi pengingat sejarah negara sebagai “Sejarah Hitam” yang masih menjadi misteri hingga saat ini. siapa yang sebenarnya harus disalahkan dan siapa yang menjadi korban dan kambing hitam yang masih menjadi topik perdebatan terus-menerus di media Indonesia. Pemberontakan ini berlangsung selama dua hari dari 30 September 1965 hingga 1 Oktober 1965.

Latar belakang peristiwa G30S PKI terjadi karena persaingan politik. PKI sebagai kekuatan politik prihatin dengan memburuknya kesehatan Presiden Soekarno. Dimana kejadian tersebut bermula pada awal 1 Agustus 1965, Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan setelah berpidato, sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa hidup Soekarno tidak akan lama lagi sehingga menimbulkan pertanyaan besar siapa yang pantas menjadi presiden selanjutnya. Penerus Soekarno ini menyebabkan persaingan yang sangat sengit antara PKI dan TNI.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Di Era Pandemi

Namun sebelum peristiwa G30S PKI terjadi, banyak pihak yang menyadari adanya perubahan pengaruh di kalangan partai-partai TNI yang sangat menentang ideologi komunis (PKI) dan perubahan ini lebih parah lagi ketika pada saat itu dikatakan bahwa Soekarno lebih condong ke . kepada kelompok komunis (PKI). (Scott, 2009). Kecenderungan Soekarno terhadap komunisme semakin jelas, sehingga Soekarno mengkritik keras bantuan Barat dan menyatakan bahwa Indonesia tidak akan jatuh tanpa bantuan tersebut. Sikap Soekarno terkadang menjadi duri dalam perpolitikan Indonesia, menyebabkan meningkatnya konflik antara komunis dan militer.

Konflik semakin hebat dan kemudian terjadilah pemberontakan selama dua hari satu malam, dari tanggal 30 September sampai dengan tanggal 1 Oktober 1965 yang dimulai pada pukul 03.00 yang berujung pada penculikan dan pembunuhan enam jenderal yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, besar. Umum. R. Soeprapto, Mayjen Harjono, Mayjen. S. Parman, Briptu D.I. Panjaitan dan Brigadir Sutoyo serta seorang perwira, Lettu Pierre Tendean. Di mana jenazah mereka dibawa ke Pangkalan Udara Halim dan baru ditemukan setelah tiga hari di tempat yang dikenal sebagai lubang buaya.

Berdasarkan fakta tersebut, kita sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh demikian

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

You May Also Like

About the Author: wr5ku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *